Minggu, 29 April 2018


Hasil gambar untuk creepypasta

Seorang pemuda menerima pekerjaan sebagai pengurus makam. Ini sebenernya  bukan jenis pekerjaan yang ia inginkan. Namun apa boleh buat, ia sangat membutuhkan uang dan hanya pekerjaan ini yang berhasil ia dapatkan dalam waktu singkat.

Pemuda itu sangat takut pada mayat, namun untunglah pekerjaanya hanyalah pekerjaan-pekerjaan ringan. Tugasnya hanyalah menyapu, memotong  rumput, dan membersihkan makam. Sedangkan tugas-tugas yang berhubungan dengan mayat seperti menyiapkan jenazah dan prosesi pemakaman adalah tugas para pengurus makan yangg lebih senior.

Namun ada satu hal yang dibenci oleh pemuda itu. Ia memang tak perlu melihat mayat secara langsung saat bekerja. Namun ada kalanya ia bekerja di ruangan bawah tanah tempat peti-peti mati berisi jenazah disimpan. Di negara barat, orang-orang kaya biasa nya membuat sebuah ruangan bawah tanah di mana peti-peti mati mereka dan keluarga mereka diletakkan,bukan di kubur seperti orang biasa.
Pemuda itu sangat membenci ruang bawah tanah, sebab ruangan itu gelap, berdebu, dan penuh mayat.

Suatu hari, pemuda itu ditugasi untuk membersihkan sebuah ruang bawah tanah. dengan berat hati ia melakukan tugas nya itu.
Saat ia sedang membersihkan papan-papan nama yang ada di ruangan itu, angin kencang bertiup dan menutup pintu kamar bawah tanah itu. Pemuda itu langsung panik dan berusaha membukanya, namun percuma. Ia terkunci di ruangan penuh mayat itu.

Pemuda itu mencoba berteriak, namun tak ada yang mendengar teriakannya. Pemuda itu lalu mencoba menenangkan dirinya dan melihat sebuah jendela di atas ruangan.
Cahaya matahari menembus jendela itu dengan enggan. Berarti ia bisa merangkak keluar lewat jendela itu. Masalahnya, jendela itu letaknya sangat tinggi. Ia tak mungkin dapat mencapainya.

Lalu ia melihat sekeliling ruangan. Yang ada disitu hanyalah peti-peti.Pemuada itu mendapatkan akal.
Bila ia menumpuk peti-peti itu, ia dapat membuat semacam tangga yang dapat digunakannya untuk mencapai jendela itu. Ia lalu mencoba mengalahkan ketakutannya dan mulai memindahkan peti-peti mati itu.

Di luar dugaanya, peti-peti itu ternyata ringan. Mungkin karena mayat  di dalamanya sudah lama membusuk dan meninggalkan tulang bleulang saja.
Ia berhasil menumpuk beberapa peti mati dan mulai naik.

"Ouch!" teriak pemuda itu lirih. Ia merasakan sakit ditumitnya. ia menduga kayu dari peti mati itu yang menggoresnya.

"Ouch!" rasa perih itu kembali lagi. Namun ia terus berjalan mendaki peti-peti mati itu, meskipun nyeri terus terasa.

Akhirnya ia berhasil mencapai jendela itu dan merangkak keluar. Pemuda itu berjalan kepincangan dan akhirnya bertemu dengan penjaga mkaam yang merupakan bosnya. 

"Apa yang terjadi padamu?" tanya bosnya keheranan.

Pemuda itupun menceritakan segalanya.

" Lalu kenapa kau berjalan terpincang seperti itu?" 

"Tadi kaki saya tergores kayu drai peti mati."

"Mana, coba biar aku periksa."

Pemuda itu duduk di atas sebuah batu nisan dan bosnya kemudian memeriksa tumit pemuda itu. Penjaga makam itu lalu menatap pemuda itu dengan wajah pucat.

"Tapi ini bukan luka goresan kayu, Nak."

"Lalu apa?"

"Ini bekas gigitan manusia........."

###############

###############

###############

Hay gaes? gimana nih ceritanya menurut kalian? Next?

Sabtu, 28 April 2018


Hasil gambar untuk urban legends

Matt dan aku berkenalan dikemah Musim Panas. Umur kami sama dan tak butuh waktu lama bagi kami untuk menjadi sepasang sahabat. Teman-teman kami mengira bahwa kami saudara.
Kami seringkali bermain “Dare” di perkemahan.

Suatu hari, kami menemukan sebuah pondok kayu tua di dalam hutan. Tempat itu terlihat tak terawat & menakutkan.

“Kutantang kau untuk mengetuk pintu!” tantang matt.

Aku berjalan mendekati pintu dengan perlahan lalu mengetuknya dua kali. Sesegera mungkin aku langsung berlari kembali.

“Aku tantang kau mengintip melalui jendela!” aku balik menantang.

Dia pergi mendekat dan melihat melalui jendela. Namun kemudian dia kembali dan mengatakan bahwa ia tak bisa melihat apa-apa karena debu yang menempel tebal dikaca. Namun ia mengira melihat dapur tua di dalam.

“Giliranku,” kata matt, “kutantang kau kembali ke pintu dan membukannya!”

Aku berjalan mengendap-ngendap lagi ke depan pintu dan membukannya. Ternyata mudah sekali, bahkan tak dikunci.

“Krieeeet….”

Pintu itu mengeluarkan suara deritan ketika dibuka. Akupun segera berlari kembali ke tempat kami berdiri tadi.

“Pintunya nggak dikunci dan sepertinya tak ada siapapun di dalam.” kataku,
“Baik, sekarang giliranku. Ku tantang kau masuk ke dalam!”

“Apa kau yakin tak ada orang disana?”
tanyanya.

Aku mengangguk. Matt mengambil napas panjang dan melakukannya. Dia masuk ke dalam pondok  itu melalui pintu yang tadi kubuka.

Aku tak bisa melihat apapun karena kegelapan yang menyelimuti bagian dalam pondok.
Akupun menunggu Matt untuk kembali sembari berpikir tantangan apalagi yang akan diberikannya sebagai balasan.
Namun, Matt tak kunjung keluar.

Kau merasa tak sabar. Namun segera, perasaan itu digantikan dengan rasa takut. Bagaimana jika ada seseorang di dalam dan menangkap  Matt? Aku mengendap-ngedap kembali ke arah pintu. Baru saja aku mau menengok ke dalam ketika tiba-tiba pintu itu terbanting menutup! Aku amat terkejut hingga jatuh tersungkur ke belakang.

Setelah itu aku lari sekencang mungkin ke arah hutan. Aku panik sekarang. Aku ingin kembali ke sana untuk mencari Matt, namun aku terlalu takut.

Tiba-tiba seseorang meraih bahuku dari belakang.
Aku berteriak dan jauh tersungkur lagi. Namun kali ini aku mendengar suara tawa Matt. Aku menoleh dan menemukannya berada di belakangku.

“Matt!” teriakku, “Sialan kamu! Ini sama sekali nggak lucu!”

Matt memegangi perutnya sambil tertawa terbahak-bahak. Ia membuatku semakin kesal.

“Matt, aku serius! Tadi kupikir terjadi sesuatu denganmu!”

Aku mencoba berjalan kembali dengan kesal, namun matt menghentikan langkahku. Ia meyakinkanku bahwa tadi hanyalah lelucon dan sebaiknya kami lanjut bermain. Namun aku sudah tidak “mood” lagi.

“Ayolah!” bujuk Matt, “satu kali lagi lalu kita kembali ke perkemahan, oke?

“Oke.” Aku akhirnya menyerah, “Apa tantangannya?”

“Aku menantangmu masuk ke dalam pondok untuk menemukan Matt yang asli. “😊


#############

#############

#############

Hallo guys? gimana nih ceritanya ? Next ga?

Sabtu, 14 April 2018

Image result for creepypasta psikopat

1. Aku punya teman Psikopat, ia memasak daging untuk kami makan. Aku curiga ia memasak daging manusia, Setelah aku cicipi aku langsung tahu bahwa itu adalah daging sapi.

2. Sial, sial, & sial, niatku aku bisa makan banyak setelah bulan puasa. Tapi aku malah dihantui oleh beberapa sosok yang selalu menggangguku. lalu ku katakan saja pada mereka, " Cari daging manusia sendiri, Hoi!!!"

3. Aku hanya ingin menunjukan skill memanahku pada bibi, bibiku malah menangis. Dia duduk sambil melihatku memanah, baru  1 anak panah yang kutembakan ku lihat bibiku sudah tak bernyawa.

4. Dalam kasus pembunuhan ini, polisi tak bisa menemukan kepala korban. Tentu saja mereka tak menemukannya, karena kepalanya ada di kulkas rumahku.

5. Pagi ini aku lapar sekali, aku jadi bingung mau cari makan dimana. karena adik, ayah dan ibuku sudah habis ku makan kemarin.

6. Kemarin aku telah membunuh temanku. Namun mengapa ayah berkata ia mencariku tadi.



Jumat, 13 April 2018

Related image

1.  Malam itu aku kerumah pamanku bersama ibuku, Aku memasuki kamar kosong yang ada dirumah pamanku. Niat ku melihat bintang dari jendela kamar itu, tak sengaja aku melihat pohon pisang dengan disampingnya balutan kain kafan.

2. Orang itu sangat menyukai warna pink. hingga mayat yang ia kumpulkan pun berwarna Pink.

3. Saat itu pukul 5 sore, aku belom pulang & duduk di kelas karena masih mengerjakan tugas. saat aku hendak pulang aku berpamitan kepada seseorang yang duduk dibelakangku,padahal aku tahu bahwa saat itu aku murid terakhir di sekolah itu yang belom pulang.

4. Pagi itu temanku memanggilku, dia mengembalikan buku yang ia pinjam kemaren untuk mengerjakan tugas. saat itu aku bingung, padahal kemaren aku tidak ke sekolah karena sakit.

5. Aku punya teman bernama bella, ia termasuk anak yang jail, ia sering sekali menginap dirumahku karna orang tua ku selalu diluar kota. malam itu saat aku hendak tidur, ada yang mempermainkan lampu, ku kira itu bella, lalu aku mencari nya, tetapi aku ingat sesuatu bahwa ia sudah mengatakan akan pulang lusa.